Monday, February 14, 2011

Sucinya Cinta Itu..

Ada sebuah kisah tentang cinta yang sebenar-benar cinta yang dicontohkan Allah melalui kehidupan Rasul-Nya. Pagi itu, walaupun langit telah mulai menguning, burung-burung gurun enggan mengepakkan sayap. Pagi itu, Rasulullah dengan suara terbatas memberikan kutbah:

"Wahai umatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah kepada-Nya. Kuwariskan dua perkara pada kalian, Al Qur'an dan sunnahku. Barang siapa mencintai sunnahku, bererti mencintai aku dan kelak orang-orang yang mencintaiku, akan masuk syurga bersama-sama aku."

Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasulullah yang tenang dan penuh minat menatap sahabatnya satu persatu. Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca, Umar dadanya naik turun menahan nafas dan tangisnya. Usman menghela nafas panjang dan Ali menundukkan kepalanya dalam-dalam. Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba.

"Rasulullah akan meninggalkan kita semua,"keluh hati semua sahabat kala itu.

Manusia tercinta itu, hampir selesai menunaikan tugasnya di dunia. Tanda-tanda itu semakin kuat, tatkala Ali dan Fadhal dengan cergas menangkap Rasulullah yang berkeadaan lemah dan goyah ketika turun dari mimbar. Disaat itu, kalau mampu, seluruh sahabat yang hadir di sana pasti akan menahan detik-detik berlalu.

Matahari kian tinggi, tapi pintu rumah Rasulullah masih tertutup. Sedang di dalamnya, Rasulullah sedang terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya.

Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. "Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, "Maafkanlah, ayahku sedang demam," kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.

Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?" "Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya," tutur Fatimah lembut.

Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang.

"Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malakul maut," kata Rasulullah.

Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya. Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini.

"Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?" Tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah.

"Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu," kata Jibril. Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan.

"Engkau tidak senang mendengar khabar ini?" Tanya Jibril lagi.

"Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?"

"Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: 'Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya," kata Jibril.

Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang.

"Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini." Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka.

"Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?" Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu.

"Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata Jibril.

Sebentar kemudian terdengar Rasulullah memekik, kerana sakit yang tidak tertahankan lagi. "Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku."Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya. "Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku, peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu."

Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.

"Ummatii, ummatii, ummatiii?" – "Umatku, umatku, umatku"

Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu. Kini, mampukah kita mencintai sepertinya?

Allahumma sholli 'ala Muhammad wa baarik wa salim 'alaihi

Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.

Semoga kita hargai segala pengorban Rasulullah SAW

Siapa Dia??

Lahirnya seorang makhluk hamba yang teragung
Membawa cahaya kepada alam semesta ini
Membawa pengasingan kepada dunia ini
Dicipta dari setitis mani dan segumpalan darah
Diciptakan tulang-belulang oleh yang MAHA KUASA

Didewasakan dalam kelompok miskin dan quraish
Menjadi makhluk yang amanah pada tuannya
Diutuskan oleh maha perkasa kepada baginda menjadi rasul
Ketika dia masih lagi kaku lisannya untuk membaca
Maka berkatalah Jibril...bacalah...bacalah...bacalah...

Dia yang sentiasa dimaki,dikeji,dicaci oleh makhluk yang busuk
Hatinya tetap tabah kerana dialah khairunnas ada di alam ini
Kalbunya disucikan oleh Jibrail a.s yg mulia
Diciptakan oleh Maha Mulia kepada yang mulia untuk hati yang mulia
Tiada setaraf dengan baginda melainkan dia Yang Maha Esa Yang Maha Tinggi

Dialah qudwah hasanah yang patut diteladani
Mempunyai sifat amanah...jujur..taat kepada rabbul izzati
Dari segala aspek..dia ikuti..
Menjadi pemerintah sekarang begitu rupanya??
Dia yang serba sederhana dalam hayatnya..

Memiliki sembilan zaujah yang taat
Mempunyai 7 insan yang bernama anak yang soleh dan solehah
Mempunyai kekasih kamar hati yang sejati lagi cinta hakiki
Mempunyai umat yang sentiasa menurutinya
Dia yang sempurna
Dia yang agung
Dia yang mulia
Dia yang terbaik
Dia memperjuangkan syiar Allah
Memperjihadkan addin Allah
Tidak pernah tewas di sana

Dia sentiasa bersyukur
Ya Allah,hambaMu inilah satu-satunya cahaya umatnya
Penunjuk jalan yang mustakim
kepadaMu kami sembah..dan kepadaMu kami memohon pertolongan
EGKAU bantu kekasihMu dikala dia susah mahupun senang
Kami menyayanginya,merinduinya
Kurasakan ingin bersua muka dengannya tapi..siapalah aku yang dibanding dengannya
Akulah hamba yang terhina

Tanggal 21 Rabiulawal 11 hijrah,hari isnin
Alam semesta seolah-olah akan menerima satu berita tersedih
Pagi yang suram,,,,tiada keceriaan yang menjelma tika itu
Datanglah seorang arrijal mengetuk pintu...puteri Fatimah menguak pintu
Dia bertanya siapa...brkatalah puteri seorang arrijal
Dialu olehnya lelaki itu..
Di saat sakaratul maut ingin mencabut nyawanya,,dia bertanya
Adakah ini juga terjadi pada umatku??ya,jawab malaikat
Lagikan dia cara yang paling perlahan.ini pula kita yang pnuh noda hitam

Dia sanggup menanggung seksa umatnya,jika begitu berat kasihnya
Menyebut ummati...ummati,,,,ummati di puncak kewafatannya atas riba Humaira
Dia meninggalkan kita selama-lamanya dan hanya dua perkara yang diwasiatkannya
Kitabullah yang suci iaitu Al-Quran dan As-Sunnah iaitu hadith sebagai rujukan

Jika hayatnya masih ada
Akan kupeluknya,kuciumnya,kukucupnya dan kudakapnya...
Tapi apakan daya..itu takdir Allah yang tidak dapat dikembalikan melainkan
DIA MAHA KUASA...
Dan apakan daya...aku hanyalah seorang gadis yang tidak sedarjat dengannya
Siapalah aku...Hamba kerdil..hina,tak sempurna...DIA MAHA SEMPURNA
Tapi kamar hati ini tiada siapa boleh ubah selain DIA

Dialah lelaki..hamba,suami,anak dan pemerintah yang terbaik di dunia
Lelaki nombor satu yang paling berpengaruh hingga hari ini..

Dialah...MUHAMMAD B ABDULLAH....Rasulullah S.A.W manusia teragung